Skip to main content

Seorang Istri bercerita

Seorang istri bercerita:

Suamiku tidak pernah memuji masakan yang aku buat untuknya. Ia bahkan sering mencela tanpa tedeng. Kadangkala aku harus menahan rasa kesal dalam hati. 

Suatu hari aku pura-pura sakit. Aku katakan makanan yang ada di meja adalah masakan tetangga. Karena ia tahu aku sakit, maka ia mengantar makanan untuk kita. Padahal, makanan itu buatanku sendiri. Sepulang dari kantor, suamiku makan dengan lahap. Ia katakan bahwa makanan itu nikmat sekali. Aku tambah kesal, tapi tetap berusaha sabar.

Esok harinya aku ulangi lagi. Aku pura-pura masih sakit dan tetangga mengantarkan makanan lagi. Suamiku makan dengan lahap suap demi suap dan hampir tidak bicara apapun karena merasakan nikmatnya makanan. Aku katakan kepadanya, "Bagaimana kalau kita bayar saja tetangga kita itu agar ia memasak makanan untuk kita setiap hari?"

Suami, "Aku setuju. Aku bayar Rp. 100.000 untuk sekali masak."

Maka suamiku selalu menyerahkan uang bayaran masak itu kepadaku. Suatu hari aku katakan bahwa tetangga meminta tambahan nilai bayaran untuk memasak. Suamiku setuju. Bayaran pun menjadi Rp. 150.000. Uang bayaran tambahan itu selalu ia serahkan kepadaku, padahal masakan adalah masakanku.

---Kadangkala laki-laki memang harus ditipu---

😂🤣🤣

Comments

Popular posts from this blog

Pesan Umma

"Ketika kamu sudah dewasa kamu akan diperlakukan buruk dan dikecewakan oleh banyak manusia. Tapi sesedih dan semarah apapun kamu tetaplah jadi baik."

Bagaimanakah keadaan kita semasa kembali bertemu Allah SWT?

Sulaiman Bin Abdil Malik (seorang  Khalifah Bani Umayyah) telah bertanya kepada Seorang alim yang soleh, zuhud, bertakwa dan warak iaitu Abu Hazim Salamah Bin Dinar, katanya:  Bagaimanakah (keadaan kita semasa) kembali bertemu Allah SWT? Beliau r. alaihi telah menjawab: "Orang yang baik maka keadaannya adalah seperti seorang pengembara yang pulang bertemu kaum keluarganya. Adapun seorang yang jahat maka keadaannya adalah seperti seorang hamba yang telah melarikan diri, tetapi dia dikembalikan kepada tuannya."

Kenapa Hidup ini Melelahkan?

Kenapa hidup ini melelahkan? Karena bukan tempat untuk beristirahat. Jika tidak, kau akan lelah di kehidupan selanjutnya.