Seorang istri bercerita:
Suamiku tidak pernah memuji masakan yang aku buat untuknya. Ia bahkan sering mencela tanpa tedeng. Kadangkala aku harus menahan rasa kesal dalam hati.
Suatu hari aku pura-pura sakit. Aku katakan makanan yang ada di meja adalah masakan tetangga. Karena ia tahu aku sakit, maka ia mengantar makanan untuk kita. Padahal, makanan itu buatanku sendiri. Sepulang dari kantor, suamiku makan dengan lahap. Ia katakan bahwa makanan itu nikmat sekali. Aku tambah kesal, tapi tetap berusaha sabar.
Esok harinya aku ulangi lagi. Aku pura-pura masih sakit dan tetangga mengantarkan makanan lagi. Suamiku makan dengan lahap suap demi suap dan hampir tidak bicara apapun karena merasakan nikmatnya makanan. Aku katakan kepadanya, "Bagaimana kalau kita bayar saja tetangga kita itu agar ia memasak makanan untuk kita setiap hari?"
Suami, "Aku setuju. Aku bayar Rp. 100.000 untuk sekali masak."
Maka suamiku selalu menyerahkan uang bayaran masak itu kepadaku. Suatu hari aku katakan bahwa tetangga meminta tambahan nilai bayaran untuk memasak. Suamiku setuju. Bayaran pun menjadi Rp. 150.000. Uang bayaran tambahan itu selalu ia serahkan kepadaku, padahal masakan adalah masakanku.
---Kadangkala laki-laki memang harus ditipu---
😂🤣🤣
Comments
Post a Comment