Pada suatu malam Nabi ﷺ berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu Beliau ﷺ berbaring diantara paman beliau Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib.
Tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri Beliau ﷺ lalu membawa Beliau ﷺ ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan
tubuh Rasulullah ﷺ untuk dibelah dada Beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau ﷺ, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada Beliau yang mulya sampai di bawah perut Beliau ﷺ.
Lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi ﷺ kotor, tidak,
justru Nabi ﷺ sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian,
dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati Beliau ﷺ,
karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati Beliau ﷺ yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati Beliau ﷺ, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran,keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Rasulullah ﷺ dibedah dadanya oleh malaikat itu sebanyak empat kali.
Pertama, saat beliau ﷺ masih balita, saat masih diasuh oleh Halimatus Sa'diyyah. Dada beliau ﷺ dibedah, hati beliau ﷺ dikeluarkan, lalu ada segumpal darah yang dibuang, yaitu 'hazzhus syaithan' (bagian setan)
Kedua, saat beliau ﷺ usia sepuluh tahun. Hikmahnya adalah sebab usia ini mendekati usia baligh atau taklif, maka dada beliau pun dibedah dan disucikan dari apapun yang tidak baik jika disandang oleh seorang tokoh.
Ketiga, saat Jibril as datang dengan wahyu pertamanya, atau saat Rasulullah di-nubuwat-kan. Dada beliau ﷺ dibedah dan hati beliau dibersihkan lagi dan diberi tambahan kekuatan, agar mampu menanggung beratnya Wahyu Ilahi yang hendak beliau ﷺ terima.
Keempat, saat beliau ﷺ akan di-Isra' Mi'raj-kan. Beliau dibedah lagi dadanya dan ditambahkan lagi kekuatan hatinya, sebab beliau akan menghadap Allah ta'ala secara langsung, maka beliau butuh kekuatan yang jauh lebih besar daripada sebelumnya.
Semua pembedahan dada Rasulullah ﷺ itu real, benar-benar dada beliau ﷺ dibedah. Bahkan Sayyidina Anas ra, sahabat sekaligus pelayan beliau ﷺ, mengaku pernah melihat bekas jahitan pembedahan itu di dada Rasulullah ﷺ .
Jadi tidak perlu ditakwil-takwil bahwa peristiwa itu hanyalah perlambang atau secara maknawi saja, atau takwilan lainnya. Dan Imam As Suyuthi rahimahullah mengatakan bahwa orang yang tidak percaya peristiwa tersebut lalu menakwilinya hanyalah orang-orang bodoh.
Mereka tidak mendapatkan taufiq dari Allah ta'ala untuk mengimaninya, sebab mereka terhijab oleh akal dan sains yang mereka imani.Kembali ke perjalanan Isra Mi’raj
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya,
panjang kedua telinganya,
jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya,
diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad ﷺ merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”
Mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat,
setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum Beliau ﷺ banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan,
Jibril menemani disebelah kanan Beliau ﷺ, sedangkan Mikail di sebelah kiri,
menurut riwayat Ibnu Sa’ad,
Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali. (Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan
hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti
di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata:
“Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau ﷺ sholat,
Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”,
“Tidak”, jawab Beliau ﷺ,
Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah)
dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!” Setelah sholat dan kembali ke atas buroq,
Jibril memberitahukan bahwa Beliau ﷺ sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad ﷺ turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, Beliau ﷺ pun sholat di tempat itu.
Kemudian Beliau ﷺ sampai di suatu daerah yang tampak kepada Beliau ﷺ istana-istana Syam Beliau ﷺ turun dan sholat disana.
Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau ﷺ dengan berkata:
“Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba Beliau ﷺ melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar Beliau dengan semburan api,
setiap Nabi ﷺ menoleh, Beliau ﷺ melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah ﷺ Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum
yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau ﷺ bertanya:
“Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”
Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali. Kemudian beberapa saat kemudian Beliau mencium bau wangi semerbak,
Beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”
“Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”,
jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun. Kemudian di tengah perjalanan, Beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang
menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya.
Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk
melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian Beliau ﷺ juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk,tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yg mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini,
Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yg sudah mempunyai isteri yg halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yg jelek (hina) dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.
Comments
Post a Comment