Ulama dahulu ketika berjalan menuju tempat gurunya untuk ngaji, mereka bersedekah kepada orang yang ditemuinya. Selama dalam perjalanan mereka berdoa: "Ya Allah tutuplah aib guruku dari mataku (sehingga aku tidak melihat kekurangan pada diri guruku). Jangan sampai ada seorang pun memberitahukan aib guruku dan jangan sampai hilang keberkahan ilmunya dariku".
Mereka khawatir jika mengetahui kekurangan gurunya akan mengurangi rasa hormat pada guru.
[Al-Majmu' Syarh Muhadzab, Jilid I, hal 66, cetakan al-Irsyad Jeddah Arab saudi]
وقد كان بعض المتقدمين إذا ذهب إلى معلمه تصدق بشيء وقال: اللهم استر عيب معلمي عني ولا تذهب بركهة علمه مني
Comments
Post a Comment