Skip to main content

Ikhlas dan Tantangannya



Membina mitra perlu perjuangan. Ya, per-ju-ang-an. Dan perjuangan ini terasa semakin menantang, karena kita ingin menang di dunia sekaligus di akhirat. Bukan sekedar dapat rupiah, tapi juga dapat pahala dan berkah. Insya Allah.

Di bisnis digital ini rata-rata, yang menjadi kata kunci adalah ‘kebersamaan’. Di bisnis kita ini ada yang lebih dari itu, yaitu keikhlasan dan ketulusan. 

Maksudnya Begini...

Beramal ikhlas, tahu-tahu pahalanya terkikis bahkan habis. Kok bisa? Karena kemudian ia MERASA BERJASA, merasa sombong, atau meremehkan orang lain. Dan, mungkin juga pahalanya berkurang karena salah dalam memilih respons.

Ini soal respons. Contohnya?

Membina. Tulus. Kemudian ia dituduh modus oleh seseorang dan ia tidak terima dengan tuduhan itu. Kesal. Kalau sudah begitu, bukan mustahil pahalanya akan berkurang. Bahkan hilang.

Berbagi. Ikhlas. Kemudian ia dituduh pelit oleh seseorang dan ia tidak terima dengan tuduhan itu. Marah. Bukan mustahil pahalanya akan berkurang. Bahkan terbuang.

Berbakti. Sepenuh hati. Kemudian ia dituding durhaka oleh keluarganya dan ia tidak terima dengan tudingan itu. Sakit hati. Bukan mustahil pahalanya akan berkurang. Ini kan sayang.

Kalau memang akhirat yang dicari, mestinya kita nggak perlu terlalu pusing sama pendapat manusia, sesinis apapun itu. Jangan terlalu dianggap. Akhirat-oriented, seharusnya inilah pola pikir saat kita berinteraksi dengan mitra atau downline kita.

Saran saya, jangan terlalu sering mendengar pendapat mereka yang sinis, karena bisa melemahkan semangat kita sebagai pemula. Ikhlas dan menuju ikhlas memang tidak mudah. Bagi saya, ini adalah perjuangan tanpa akhir.

Jadi, teruslah berbuat. Teruslah beramal. Teruslah membina. Sambil kita jaga baik-baik keikhlasan kita. Yang kita pahami, pembinaan dan kaderisasi terhadap downline adalah salah satu AMAL JARIYAH terbaik kita.

Comments

Popular posts from this blog

Pesan Umma

"Ketika kamu sudah dewasa kamu akan diperlakukan buruk dan dikecewakan oleh banyak manusia. Tapi sesedih dan semarah apapun kamu tetaplah jadi baik."

Bagaimanakah keadaan kita semasa kembali bertemu Allah SWT?

Sulaiman Bin Abdil Malik (seorang  Khalifah Bani Umayyah) telah bertanya kepada Seorang alim yang soleh, zuhud, bertakwa dan warak iaitu Abu Hazim Salamah Bin Dinar, katanya:  Bagaimanakah (keadaan kita semasa) kembali bertemu Allah SWT? Beliau r. alaihi telah menjawab: "Orang yang baik maka keadaannya adalah seperti seorang pengembara yang pulang bertemu kaum keluarganya. Adapun seorang yang jahat maka keadaannya adalah seperti seorang hamba yang telah melarikan diri, tetapi dia dikembalikan kepada tuannya."

Kenapa Hidup ini Melelahkan?

Kenapa hidup ini melelahkan? Karena bukan tempat untuk beristirahat. Jika tidak, kau akan lelah di kehidupan selanjutnya.